Prasasti Rakryan Juru Pangambat, Jejak Tua Toponimi Sunda yang Hilang Dicuri
![]() |
Prasasti Rakryan Juru Pangambat |
Namun, keberadaan prasasti ini sangat disayangkan. Prasasti Rakryan Juru Pangambat hilang dicuri sekitar tahun 1940-an, meninggalkan banyak misteri dan interpretasi.
Peninggalan yang Membawa Toponimi Sunda
Prasasti ini memuat teks dalam aksara Kawi dan bahasa Melayu Kuno, yang menurut ahli epigrafi F.D.K. Bosch, mengandung kalimat, “berpulihkan hajiri Sunda.” Artinya, Raja Sunda kembali memegang kendali kerajaannya. Bosch menduga prasasti ini berasal dari tahun 932 Masehi, atau sekitar 458 Saka, dan menjadi bukti kuat bahwa kekuasaan Sunda kala itu kembali tegak.Nama “Rakryan Juru Pangambat” dalam prasasti ini mengindikasikan bahwa sang Raja adalah seorang pemburu ulung, yang mungkin menunjukkan keterampilannya dalam menjaga stabilitas atau memburu ancaman bagi kerajaan.
Pengaruh Sriwijaya dan Perkembangan Sunda
Teks prasasti yang menggunakan bahasa Melayu Kuno menjadi bukti penting bahwa Kerajaan Sriwijaya memiliki pengaruh di Jawa Barat. Bosch juga membandingkan prasasti ini dengan peristiwa bersejarah pada tahun 929, ketika pusat kekuasaan di Jawa berpindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Hal ini bisa menjadi tanda bahwa Kerajaan Sunda semakin independen di tengah perubahan kekuasaan di pulau Jawa.Sejarawan Prancis Claude Guillot dan ahli sejarah Indonesia, M.C. Ricklefs, menganggap bahwa prasasti ini mungkin menjadi penanda awal berdirinya Kerajaan Sunda. Bagi masyarakat Sunda, ini menjadi bukti sejarah awal eksistensi nama “Sunda” yang berharga.